LAPORAN UJI TARIK
MATERIAL ST-37
1.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya
berdasarkan sifat yang dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan kontruksi
untuk jembatan dibutuhkan logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan logam
untuk pagar rumah yang tidak terlalu memperhatikan sifat mekaniknya.
Contoh-contoh sifat mekanik adalah kekuatan tarik, kekerasan, Keuletan dan
ketangguhan. Pengujian sifat mekanik ini dapat dilakukan dengan pengujian
mekanik.
Salah
satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji
tarik (tensile test). Uji
tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan atau material
dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari
pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena
menghasilkan data kekuatan material.
Pengujian
uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya
statis yang diberikan secara lambat. Sifat mekanis logam yang dapat diketahui
setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan.
Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena
menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan untuk
melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data
pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan.
Pengujian
tarik ini merupakan salah satu pengujian yang sangat penting untuk dilakukan,
karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai
sifat-sifat logam. Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik ini
untuk mempertimbangkan faktor-faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup
dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya
oleh karena itu pentingnya pengujian tarik, kita sebagai mahasiswa hendaknya
mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita
dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas,
ketangguhan, dan lain-lain. Pada pengujian tarik ini kita juga harus mengetahui
dampak pengujian terhadap sifat mekanik dan fisik suatu logam. Dengan
mengetahui parameter-parameter tersebut. Dan mengetahui data dasar mengenai
kekuatan suatu bahan atau logam.
2. Dasar Teori
Material
dapat mengalami perubahan bentuk bila material tersebut menerima gaya dari
luar. Ketahanan material untuk mempertahankan bentuk awalnya setelah gaya atau
beban luar di hilangkan disebut “Deformasi Elastis”. Selanjutnya material
mengalami deformasi permanen setelahbeban luar dihilangkan dikatakan “Deformasi
Plastis.
Hukum
Hooke : Bila hasil pengujian hubungan antara tegangan dan regangan material proposional
maka material masih dalam keadaan elastic.
Selalu ada kebutuhan dan tahapan
sebelum dilakukan pengujian yang sering kali disebut dengan standar operasional
praktek. Tahapan pengujian yang dilakukan sesuai procedure kerja dan dipastikan
bahan/material yang diuji dalam kondisi baik, termasuk jenis material yang di
uji.
Adapun
persamaan-persamaan yang di gunakan secara teoritis adalah :
a. (Tegangan dalam satuan MPa)
b. (Regangan)
c. (Pertambahan panjang setelah di tarik)
dengan
:
= Pertambahan panjang
benda kerja (mm).
L
= Panjang benda kerja awal (mm).
P
= Beban yang bekerja (N).
A
= Luas penampang benda kerja
E
= Modulus elastisitas bahan
d.
(Hubungan modulus elastisitas dan regangan).
3. Tujuan Praktek
a. Tujuan Umum
1.
Mahasiswa mengetahui prosedure pengujian tarik dengan benar.
2. Mahasiswa melakukan analisis pengujian
tarik.
3. Mahasiswa dapat menganalisa data
pengujian.
b.Tujuan Khusus
1. Menghitung tegangan dan regangan
teknik.
2. Menghitung tegangan dan regangan yang
sebenarnya.
3. Menentukan kekuatan luluh bahan.
4. Menghitung factor pengerasan regang.
5.
Menentukan modulus elastisitas bahan.
6. Menganalisis data uji tarik.
4. Alat dan Bahan
a. Alat
1.
Kunci L (1 set)
2.
Jangka sorong
3.
Penggaris
4.
Spidol
5.
Mesin uji tarik
6.
lot sell
7.
Ampelas kasar dan halus
8.
Auto sol
9.
Palu
10
Ekstenso meter
b. Bahan
1.
Material uji coba ( Hasil kerja bangku, silinder).
2.
Material ST-37 (hasil kerja bangku, hasil pelat las, Hasil root/pembubutan).
5. Prosedur Pengujian
a. Proses Hipotensa (Persiapan)
1.
Pilih material dan bersihkan material dari karat menggunakan ampelas kasar dan halus.
2.
Kemudian gunakan autosl jika karat masih tetap ada oleskan kotoran dan karat
samap bersih.
3.
Tandai material yang akan di uji tentukan 5 garis pada material, seperti garis
tengah, garis batas ekstenso, garis batas pencekaman.
4.
Setelah itu berikan kode urutan nomor pada material seperti atas atau bawah
5.
kemudian bersihkan dudukan dan lot sell dari kotoran lain menggunakan majun dan
amplas.
6.
Setelah itu periksa mesin uji tarik dan komputer.
b. Proses Pengujian
1.
Pastikan jaringan listrik terpasang sesuai sop.
2.
Pasang ragum uji tarik sesuai dengan dudukannya.
3.
Ganti dudukan lotsel dengan menggunakan grif (pelat) atau root (bulat) sesuai
kebutuhan.
4.
Ukurlah diameter dan ketebalan benda kerja sebelum di pasangkan ke ragum.
5.
Pasang benda kerja pada ragum penjepit
bagian bawah kemudian kencangkan agar tidak terjadi slip saat di
pengujian berlangsung.
6.
Turunkan ragum penjepit bagian atas secara otomatis
7.
Pandu material uji tarik dengan tangan untuk masuk pada ragum penjepit bagian
atas. Agar benda kerja tidak bertabrakan.
8.
Hidupkan komputer dan pastikan mesin uji tarik terhubung dengan komputer,
setting program aplikasi uji tarik.
9.
Berikan data ukuran yang telah di ukur sebelumnya pada program yang digunakan.
10.
Berikan pembebanan maksimal seberat 5 ton untuk pengujiannya.
11.
Periksa kembali material dan mesin uji tarik seperti data nomor yang telah
diberikan apa terpasang dengan sesuai pada mesin uji tarik.
12.
Pasangkan ekstenso meter untuk melihat perubahan panjang secara aktual pada material.
13.
Kemudian klik icon “zero” kemudian klik icon “test” setalah itu amati dan
analisa material yan sedang di uji.
14.
kemudian jika proses yield sedang terjadi buka ekstenso pada material, jika
ekstenso telah dilepas klik ok pada monitor komputer.
15.
Saat proses necking terjadi amati di posisi bagian mana yang akan putus
16.
Jika break telah terjadi lihat pada program data hasil pengujian seperti data
table uji tarik.
17.
Buka material yang telah di uji kemudian bersihkan lot sell dari kotoran bekas
pengujian
18.
Print data hasil pengujian.
6. Hasil Pengujian
1.
Material Pelat
a. Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 1. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada pelat.
Pada
saat sebelum di uji memiliki panjang awal 86 mm. dan pada saat sesudah patahan
memilik panjang akhir 102 mm.
Putus
di bawah dikarenakan benda kerja saat pembuatan material tidak homogen maka
terjadi slip pada saat pengujian berlangsung.
a. Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 2. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada pelat.
Memiliki
panjang awal 85,7 mm. Mengalami pertambahan panjang sesudah di uji 106 mm.
Putus
di tengah. Kemungkinan besar jika putus di tengah pencekaman bagus dan material
homogen.
a. Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 3. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada pelat.
Memilik
panjang awal 76,6. Dan mengalami pertambahan panjang 94 mm. Putus di atas.
Kemungkinan pencekaman di atas lebih baik dari pada di bawah karena menjadi
tidak seimbang.
Tegangan
maksimum, pertambahan panjang, (terlampir) hasil uji material pelat
2.
Material Las
a.
Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 4. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada material las.
Memiliki
panjang awal 86 mm. mengalami pertambahan panjang 90,7 mm. Putus didaerah
tengah (daerah lasan). Pada saat melihat patahan ternyata lasan yang di
hasilkan tidak kuat menyebabkan patahan pada bagian yang di las. Dan pada
daerah patahan tersebut las an tidak menyambung ada sedikit lubang yang
menyebabkan timbulnya terjadi tegangan berlebih di daerah las.
a. Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 5. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada material las.
Putus
di daerah lasan. Sama halnya pada pengujian pertama karena lasan tidak kokoh
menyebabkan beban berlebih di tengah.. memiliki panjang awal 86mm dan bertambah
panjang 90 mm. data hasil pengujian tarik material las (terlampir)
3.
Material Bubut (root)
a. Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 6. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada root
Memilik
panjang awal 57 mm dan bertambah panjang menjadi 70 mm.
Putus
di bawah.
a.
Sebelum
|
b.
Sesudah
|
Gambar 7. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada root
Memilik
panjang awal 57 mm dan bertambah panjang menjadi 70 mm.
Putus
di atas.
a. Sebelum
|
b. Sesudah
|
Gambar 8. Sebelum dan Sesudah uji tarik
pada root
Memilik
panjang awal 59 mm dan bertambah panjang menjadi 70 mm.
Putus
di atas. Data hasil uji tarik (terlampir).
7. Analisa uji tarik :
Dari
semua proses yang sudah di kerjakan pada proses uji tarik ternyata mempunyai
beberapa kesulitan dari hasil analisa yang telah kita ringkas inilah beberapa Faktor
tingkat masalah diantaranya :
1.
Pada saat pemsangan material ke lotsel pada saat pencekaman ini sering
terjadi material yang sudah di pasangkan permuk
2.
Pada bidang tidak simetris. Masalah
ini terjadi karena amterial yang akan di uji permukaan bidangnya tidak rata sehinggga mangaterial tidak
terpasang megakibatkan pencekaman pada rootsel
pada material yang sudah di pasang tidak simetris dalam hal ini
solusinya seharusnya material yang akan di uji harus benar-benar rata sehingaga
pada saat peaterial yang sudah di cekaman pada rootsel matrial dapat di cekam dengan simetris.
3.
Pada saat pengujian material yang sudah dI las sering terjadi “necking ’’pada daerah yang
sudah di las sehingga data analisa yang di dapat hampir sama .
Maka
dari itu solusinya, pada saat peroses
pengelasan penyambungan logam material yang di las harus benar-benar tersambung
dengan solid sehingga hasil pengelasan yang di dapatkan pada material menjadi
homogen dan data analisa yang di dapatkan dapat di terima dengan benar.
8. Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin elastis suatu material, maka tidak
akan mudah putus ketika dilakukan penarikan.
2. Semakin panjang garis tegangan pada grafik,
maka benda tersebut semakin elastis
3.
Sebaliknya, semakin pendek garis
tegangan pada grafik, maka benda tersebut semakin getas
.4.
Semakin
rendah suhu, material semakin getas, dan sebaliknya.
9.
Daftar Pustaka :
http://dimasrepaldo.blogspot.com/2013/07/contoh-laporan-material-teknik-uji-tarik.html
0 komentar:
Posting Komentar