2. apa tujuan uji kekerasan dan uji tarik ?
3. apa latar belakang uji kekerasan dan uji tarik ?
4. ada berapa macam uji kekerasan?
5. sebutkan skala kekerasan rockwell intan dan bola baja ?
6. alat dan bahan uji kekerasan ?
7. bagaimana cara sebelum, sesudah pengujian uji kekerasan, cara uji kekerasan ?
8. rumus2 teoritis uji tarik ?
9. apa perbedaan regangan dan tegangan ?
10. bagaimana cara uji tarik di lakukan ?
11. apa fungsi ekstenso meter ?
12. apa yang dimaksud daerah las haz ?
13. apakah pengaruh specimen uji sesudah pemanasan dan setelah pemanasan itu ada efenya ?
14. bagaimana cara mengkonversi satuan hrb ke hrc ?
JAWABAN
1. kekerasan adalah ketahanan sebuah benda terhadap penetrasi / daya tembus dari bahan yang lain yang lebih keras dari penetrator. alat ujinya sendiri.
uji kekerasan adalah penekanan sebuah indentor dengan suatu gaya tekan ke permukaan rata dan bersih dari suatu logam yang akan di uji kekerasannya
uji tarik adalah benda kerja dicekam pada penjepit dimana uji tarik tersbut sifatnya merusak agar memperoleh data elastisitas dari suatu bahan, ketahanan terhadap deformasi elastis. dan deformasi plastis
2.tujuan uji kekerasan
mengetahui kekersan logam sebagai ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastis.
untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas tertentu.
tujuan uji tarik
mengetahui cara prosedure pengujian tarik dengan benar
melakukan analisis pengujian tarik dan menganalisa data pengujian
menghitung tegangan dan regangan secara teknis
menghitung tegangan dan regangan sebenarnya
menghitung faktor pengerasan regang
menghitung kekuatan luluh bahan
menentukan modulus elastisitas bahan
menganalisi data uji tarik
3. latar belakang uji kekerasan
Menjelaskan kebutuhan material
tersebut dalam suatu analisis yang terjadi di lapangan. Pengujian kekerasan ini
banyak digunakan untuk mengetahui kekerasan bahan pada umumnya, ketahanan terhadap
deformasi dan untuk logam dengan sifat elastisitas. Untuk mengetahui kekerasan,
Kekerasan menurut ilmu metalurgi adalah sebagai kemampu kerasan suatu material
untuk tahan terhadap deformasi plastis. Dalam suatu instansi tidak terlepas
dari suatu kekerasan yang memiliki arti, logam tersebut tahan terhadap
deformasi permanen (bengkok), rusak atau berubah bentuk ketika mendapatkan
suatu beban. Hubungan kekerasan sebanding dengan kekuatan logam dimana
kekerasan suatu logam akan meningkat maka kekuatan logam cenderung meningkat.
Adapaun, sangat banyak ditentukan ketepatan memilih bahan sesuai besarnya
pembebanan yang diberikan. Akan diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi dan
dijamin kuat untuk menerima beban. Mengetahui sifat kompenen mesin atau bahan material
yang mengalami gesekan.
latar belakang uji tarik
Dalam kehidupan sehari-hari pemakaian logam biasanya
berdasarkan sifat yang dimiliki logam tersebut contoh pada pembuatan kontruksi
untuk jembatan dibutuhkan logam yang kuat dan tangguh berbeda dengan logam
untuk pagar rumah yang tidak terlalu memperhatikan sifat mekaniknya.
Contoh-contoh sifat mekanik adalah kekuatan tarik, kekerasan, Keuletan dan
ketangguhan. Pengujian sifat mekanik ini dapat dilakukan dengan pengujian
mekanik.
Salah
satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui sifat mekanis logam adalah uji
tarik (tensile test). Uji
tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan atau material
dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah. Hasil yang didapatkan dari
pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena
menghasilkan data kekuatan material.
Pengujian
uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya
statis yang diberikan secara lambat. Sifat mekanis logam yang dapat diketahui
setelah proses pengujian ini seperti kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan.
Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk menentukan desain suatu produk karena
menghasilkan data kekuatan material. Pengujian tarik banyak dilakukan untuk
melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data
pendukung bagi spesifikasi bahan. Karena dengan pengujian tarik dapat diukur
ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara perlahan.
Pengujian
tarik ini merupakan salah satu pengujian yang sangat penting untuk dilakukan,
karena dengan pengujian ini dapat memberikan berbagai informasi mengenai
sifat-sifat logam. Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik ini
untuk mempertimbangkan faktor-faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup
dalam proses perlakuan terhadap logam jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya
oleh karena itu pentingnya pengujian tarik, kita sebagai mahasiswa hendaknya
mengetahui mengenai pengujian ini. Dengan adanya kurva tegangan regangan kita
dapat mengetahui kekuatan tarik, kekuatan luluh, keuletan, modulus elastisitas,
ketangguhan, dan lain-lain. Pada pengujian tarik ini kita juga harus mengetahui
dampak pengujian terhadap sifat mekanik dan fisik suatu logam. Dengan
mengetahui parameter-parameter tersebut. Dan mengetahui data dasar mengenai
kekuatan suatu bahan atau logam.
4. ada 4 macam pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen). Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material yang memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan Karbida Tungsten.
2. Rockwell (HR / RHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
Untuk mencari besarnya nilai kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell dijelaskan pada gambar 4, yaitu pada langkah 1 benda uji ditekan oleh indentor dengan beban minor (Minor Load F0) setelah itu ditekan dengan beban mayor (major Load F1) pada langkah 2, dan pada langkah 3 beban mayor diambil sehingga yang tersisa adalah minor load dimana pada kondisi 3 ini indentor ditahan seperti kondisi pada saat total load
3. Vikers (HV / VHN)
Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri berbentuk piramid seperti ditunjukkan pada gambar 3. Beban yang dikenakan juga jauh lebih kecil dibanding dengan pengujian rockwell dan brinel yaitu antara 1 sampai 1000 gram.
Angka kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji (F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor(diagonalnya) (A) yang dikalikan dengan sin (136°/2). Rumus untuk menentukan besarnya nilai kekerasan dengan metode vikers yaitu :
4. Micro Hardness (knoop hardness)
Mikrohardness test tahu sering disebut dengan knoop hardness testing merupakan pengujian yang cocok untuk pengujian material yang nilai kekerasannya rendah. Knoop biasanya digunakan untuk mengukur material yang getas seperti keramik.
5. skala kekerasan rockwell
kerucut intan dengan besar sudut 120 derajat dikenal pula rockwell cone
bola baja dengan ukuran dikenal pula rockwell
skala yang tersedia pada uji praktek material
A. intan beban major 60 kg
B. bola baja 1/16 inch beban major 100
adapaun yang lainnya sbb
C intan 150 kg
d. intan 100 kg
E bola 1/8 inch 100 kg
f. bola baja 1/16 inch 60 kg
g bola 1/16 inch 150 kg
h. bola 1/18 inch 60 kg
k. bola 1/8 inch 150 kg
maka dikenal dengan HRa, HRB
6. alat dan bahan untuk uji kekerasan
1. material uji
2. mesin pengujian rockwell
3. indentor penetrator bola baja dan kerucut intan.
4. mesin gerinda
5. amplas kasar dan halus
6. benda uji ( test speciment)
7. bagaimana cara melakukan pengujian kekerasan
1. Menyalakan listrik sesuai prosedur.
Dan siapkan Alat dan Bahan uji (material uji).
2. Lakukan terlebih dahulu pengkalibrasian pada
sample material yang sudah standar (HRb 32,3 dan HRc 92,7).
3. Lakukan pengkalibrasian sesuai dengan prosedur
seperti :
Ø Pasang
indentor pada pencekaman
Ø Simpan
sample material pada meja uji
Ø Menaikan
meja sampai material menyentuh pada ujung indentor
Ø Kalibrasi
hingga jarum menunjukan titik jarum keduanya pada titik nol
Ø Klik
start dan tunggu hasil pengujian 1 menit.
4. Setelah melakukan pengkalibrasian. Lakukan
pengujian pada material ST-37. Lakukan pengujian seperti proses nomor 3 (proses
kalibrasi). Proses uji ada 2 dengan menggunakan manual atau otomatis bedanya
disini jika manual harus mengklik start lagi.
5. Lakukan pengujian pada material ST-37 minimal di
15 titik yang berbeda
6. Catat nilai atau hasil dari kekerasan material
7. Matikan mesin jika sudah selesai melakukan
pengujian
8. Simpan kembali alat dan bahan yang sudah
digunakan tertata rapih pada tempatnya.
9. Bersihkan mesin dan area praktikum.
10. Tutup mesin dengan penutup yang sudah
disediakan.
8. rumus rumus teoritis uji tarik
9.
1. Tegangan Sress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda” . Tegangan dinotasikan dengan (sigma), satunnya Nm-2.
2. Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang L terhadap panjang mula-mula(Lo)”
Regangan dinotasikan dengan e dan tidak mempunyai satuan.
1. Tegangan Sress)
Tegangan adalah “ Perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda” . Tegangan dinotasikan dengan (sigma), satunnya Nm-2.
2. Regangan (Strain)
Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang L terhadap panjang mula-mula(Lo)”
Regangan dinotasikan dengan e dan tidak mempunyai satuan.
10. cara pengujian uji tarik
a. Proses Hipotensa (Persiapan)
a. Proses Hipotensa (Persiapan)
1.
Pilih material dan bersihkan material dari karat menggunakan ampelas kasar dan halus.
2.
Kemudian gunakan autosl jika karat masih tetap ada oleskan kotoran dan karat
samap bersih.
3.
Tandai material yang akan di uji tentukan 5 garis pada material, seperti garis
tengah, garis batas ekstenso, garis batas pencekaman.
4.
Setelah itu berikan kode urutan nomor pada material seperti atas atau bawah
5.
kemudian bersihkan dudukan dan lot sell dari kotoran lain menggunakan majun dan
amplas.
6.
Setelah itu periksa mesin uji tarik dan komputer.
b. Proses Pengujian
1.
Pastikan jaringan listrik terpasang sesuai sop.
2.
Pasang ragum uji tarik sesuai dengan dudukannya.
3.
Ganti dudukan lotsel dengan menggunakan grif (pelat) atau root (bulat) sesuai
kebutuhan.
4.
Ukurlah diameter dan ketebalan benda kerja sebelum di pasangkan ke ragum.
5.
Pasang benda kerja pada ragum penjepit
bagian bawah kemudian kencangkan agar tidak terjadi slip saat di
pengujian berlangsung.
6.
Turunkan ragum penjepit bagian atas secara otomatis
7.
Pandu material uji tarik dengan tangan untuk masuk pada ragum penjepit bagian
atas. Agar benda kerja tidak bertabrakan.
8.
Hidupkan komputer dan pastikan mesin uji tarik terhubung dengan komputer,
setting program aplikasi uji tarik.
9.
Berikan data ukuran yang telah di ukur sebelumnya pada program yang digunakan.
10.
Berikan pembebanan maksimal seberat 5 ton untuk pengujiannya.
11.
Periksa kembali material dan mesin uji tarik seperti data nomor yang telah
diberikan apa terpasang dengan sesuai pada mesin uji tarik.
12.
Pasangkan ekstenso meter untuk melihat perubahan panjang secara aktual pada material.
13.
Kemudian klik icon “zero” kemudian klik icon “test” setalah itu amati dan
analisa material yan sedang di uji.
14.
kemudian jika proses yield sedang terjadi buka ekstenso pada material, jika
ekstenso telah dilepas klik ok pada monitor komputer.
15.
Saat proses necking terjadi amati di posisi bagian mana yang akan putus
16.
Jika break telah terjadi lihat pada program data hasil pengujian seperti data
table uji tarik.
17.
Buka material yang telah di uji kemudian bersihkan lot sell dari kotoran bekas
pengujian
18.
Print data hasil pengujian.
11. apa fungsi ektenso meter.
sebagai alat untuk mengukur daerah batas elastis dan memberi peringatan bahwa bahan yang di uji telah sampai daerah plastis. atau dengan kata lain sudah mencapai batas elastis.
12. daerah haz merupaka daerah yang di las. fungsinya untuk meningkatkan kekerasan bahan tersebut agar lebih ulet dan kuat
13. ada efeknya kekerasan semakin meningkat.
biasanya terjadi crak pada benda uji tarik dan biasanya daerah las haz mengalami batas plastis kemudian dia rentang putus, biasanya jika daerah las an tidak kuat maka akan timbul korosi yang menyababkan daerah las tersbut lapuk. maka harus memiliki pemilihan benda kerja las dan kawat las yang homogen agar tidak terjadi crack
14. cara mengkonversi satuan
sebagai alat untuk mengukur daerah batas elastis dan memberi peringatan bahwa bahan yang di uji telah sampai daerah plastis. atau dengan kata lain sudah mencapai batas elastis.
12. daerah haz merupaka daerah yang di las. fungsinya untuk meningkatkan kekerasan bahan tersebut agar lebih ulet dan kuat
13. ada efeknya kekerasan semakin meningkat.
biasanya terjadi crak pada benda uji tarik dan biasanya daerah las haz mengalami batas plastis kemudian dia rentang putus, biasanya jika daerah las an tidak kuat maka akan timbul korosi yang menyababkan daerah las tersbut lapuk. maka harus memiliki pemilihan benda kerja las dan kawat las yang homogen agar tidak terjadi crack
14. cara mengkonversi satuan
0 komentar:
Posting Komentar